Topik kali ini adalah request dari salah seorang teman.
Masuk angin identik dengan gejala-gejala seperti perut kembung, badan pegal, kedinginan dan buang gas terus-menerus. Tapi apakah masuk angin itu sebenarnya ? Dan apakah penyebab masuk angin ?
Menurut dr Kartono Mohammad, mantan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dunia kedokteran sebenarnya tidak mengenal istilah masuk angin. Gejala-gejala tersebut muncul karena penyakit lain, jika anda bertanya "penyakit apa ?" maka jawabannya bisa apa saja tergantung pada gejalanya. Orang beranggapan gejala masuk angin tersebut terjadi karena udara dingin, anggapan ini tidak sepenuhnya salah karena gejala-gejala tersebut memang bisa terjadi akibat udara dingin tetapi bukan masuk angin. Sebagai respon dari tubuh untuk menghadapi cuaca yang dingin, tubuh akan melakukan suatu mekanisme yang disebut "vasoconstriction" yaitu menyempitnya pembuluh darah dalam tubuh untuk mencegah pengeluaran kalor berlebih dari tubuh supaya tidak terjadi "hypothermia". Penyempitan ini akan mengakibatkan peredaran darah di tubuh menjadi kurang lancar sehingga hasil metabolisme dan asam laktat terakumulasi pada otot-otot tubuh dan menimbulkan rasa pegal dan tidak nyaman di seluruh tubuh. Udara dingin juga dapat menyebabkan perlambatan gerak peristaltik pada saluran pencernaan, yang menyebabkan gas tertampung di saluran cerna, sehingga perut terasa kembung dan penuh.
Cuaca dingin juga dapat menyebabkan "Aerophagia" yaitu suatu kondisi yang terjadi ketika seseorang menelan terlalu banyak udara dan masuk ke perut. Hal ini dapat menyebabkan perut kembung, sering bersendawa dan menyebabkan rasa sakit.
Akibat yang lain yang dapat muncul karena cuaca dingin adalah rambut-rambut sel di saluran napas lambat bergerak. Padahal, mereka berfungsi untuk mengeluarkan lendir, bakteri, dan virus. Perlambatan ini juga menyebabkan kita jadi rentan terkena infeksi seperti batuk, pilek, dan lain-lain.
Sedangkan menurut pengamatan Dr. Diah Novianti yang berpraktik di Path Lab Sunter, Jakarta berdasarkan pengalamannya selama berpraktik, apa yang didefinisikan orang sebagai masuk angin adalah kumpulan gejala yang terjadi akibat gabungan kelelahan fisik, terlambat makan, dan stres pikiran. Karena gabungan ketiga hal itu, terjadilah pembentukan gas berlebihan di lambung dan usus. "Kemudian timbul perasaan penuh di usus diikuti mual dan muntah. Kalau sudah begini kejadiannya, inilah yang disebut masuk angin," paparnya.
Kebanyakan orang mendiagnosa sendiri bahwa dirinya masuk angin. Ketika masuk angin mereka memilih pengobatan dengan cara kerokan. Selain lebih mudah, kerokan dianggap lebih manjur daripada harus mengonsumsi obat-obatan. dr Kartono menjelaskan bahwa sebenarnya kerokan hanyalah mengalihkan rasa sakit yang diderita pasien, tetapi tidak bisa mengobati penyakit itu. Kerokan dapat menyebabkan aliran darah ke kulit lebih lancar, sehingga badan akan merasa lebih segar. Kerokan dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah yang sudah tidak berfungsi dengan baik atau yang banyak mengandung CO2 akibat polusi. Sehingga dengan teknik kerokan, dapat mengeluarkan uap-uap polusi dalam darah dan orang akan merasa lebih enakan. Tetapi, kerokan dapat berisiko merusak pembuluh darah.
Lantas bagaimanakah sebagainya mengatasi gejala masuk angin ?
Meskipun tidak mengenal istilah masuk angin, orang dari belahan dunia Barat mengatasi gejala pegal linu, kembung, batuk pilek, pusing, mual, dan lain-lain itu dengan makan sup panas, minum obat flu yang dijual bebas, dan beristirahat di tempat tidur yang hangat. Tindakan mereka ini sama dengan yang dianjurkan para dokter. Sedangkan secara medis, dokter akan memberi parasetamol, vitamin, dan penenang.
(wikipedia, cyberhealth, Indonesian Medical Doctor, detikHealth )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar