Dengkul kopong adalah istilah yang berarti dengkul mengeluarkan bunyi bila digerakkan, atau terasa kopong saat diketuk. Berbagai mitos yang beredar mengatakan bahwa terlalu sering onani adalah penyebabnya, sementara ada juga yang mengatakan bahwa bunyi dengkul yang diketuk sebelum dan setelah ejakulasi terdengar berbeda. Faktanya, baik onani maupun ejakulasi sama sekali tidak ada kaitannya dengan tulang manusia. Tulang dengkul atau tempurung lutut disebut juga "Patella".
Sedangkan onani atau masturbasi adalah perangsangan seksual yang sengaja dilakukan pada organ kelamin untuk memperoleh kenikmatan dan kepuasan seksual. Perangsangan ini dapat dilakukan tanpa alat bantu ataupun menggunakan sesuatu objek atau alat, atau kombinasinya. Masturbasi merupakan suatu bentuk autoerotisisme yang paling umum, meskipun ia dapat pula dilakukan dengan bantuan pihak (orang) lain. Berikut adalah gambar 3 dimensi organ kelamin pria :
Letak organ kelamin pria ditunjukkan oleh lingkaran warna hitam, sedangkan tulang Patella ditunjukkan oleh lingkaran warna biru :
Bisa jelas terlihat bukan bahwa keduanya sama sekali tak berhubungan ?
Baik, kalau begitu apa yang menyebabkan dengkul kopong ?
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab utama antara lain Osteoarthrosis (perkapuran sendi), perkapuran di banyak sendi (biasanya terjadi akibat cidera/keseleo), atau cedera (keseleo, kerja berat, jatuh, olah raga berat).
Osteoarthrosis terjadi ketika sendi kartilago tertutup dengan tulang dan berangsur-angsur mengganti kartilago (tulang rawan) tersebut. Cara kerja sendi lutut sendiri menyerupai engsel pintu dan bila tak ada masalah gerakannya mulus dan tidak menimbulkan suara. Penyakit ini terjadi karena waktu dan penggunaan sendi lutut yang berlebihan dan bisa terjadi di banyak usia, terutama mereka yang sudah menginjak dewasa.
Semua masalah tersebut bisa dicegah dengan cara memperbaiki gaya hidup, asupan gizi dan kalsium yang cukup, serta tentunya olahraga.
Kesimpulannya, di luar hukum onani dalam agama atau norma masyarakat, onani atau masturbasi sama sekali tidak berkaitan dengan struktur maupun kondisi tulang Patella.
kalo boleh aku katakan sih ya, kita sudah di fasilitasi dengan berbagai cara dan alasan, jadi tergantung kita mau milih jalan terbaik mana yang mesti kita lakoni termasuk cara meredam syahwat kita. betul?
BalasHapusEntahlah, semua orang boleh berpendapat...
BalasHapus