Kamis, 18 November 2010

Dark's Side : The Evidence of God, or so they say

Seorang atheis terkadang menganggap bahwa Tuhan hanyalah satu manifestasi khayalan manusia yang rindu akan satu figur yang dapat membantu dan memotivasi mereka dalam masalah-masalah berat yang mereka rasa tidak lagi bisa mereka tanggung, atau sebagai satu eksistensi khayalan para theist untuk dijadikan sebagai figur untuk menakut-nakuti mereka yang akan berbuat jahat dan memberikan harapan kosong bagi mereka yang berbuat baik.


Dalam usaha para theist untuk menunjukkan bukti keberadaan Tuhan, bahkan terkadang pembuktian-pembuktian palsu akan sengaja dibuat dan diada-adakan. Dalam rentang waktu hidup saya, saya pun telah banyak menemukan pembuktian-pembuktian yang terkesan memaksa atau pembuktian-pembuktian palsu yang datang dari berbagai agama. Pembuktian yang saya maksudkan disini adalah berupa fenomena-fenomena alam yang biasanya dikaitkan dengan bukti keberadaan Tuhan seperti lafadz "Allah" di tubuh ikan, penampakan wajah Jesus di google earth, pohon yang membentuk wajah Buddha dan masih banyak lagi, percayalah, masih sangat banyak lagi.



Sebelum membahas itu semua lebih dalam, ada baiknya saya terlebih dahulu menjelaskan tentang fenomena psikologis yang disebut Pareidolia. Pareidolia adalah fenomena psikologis yang melibatkan stimulus samar-samar dan acak (seringkali sebuah gambar atau suara) yang dapat memberikan pengaruh signifikan dan memunculkan suatu persepsi tertentu. Contoh umum misalnya saja saat kita melihat gambaran bentuk binatang atau wajah-wajah di awan. Contoh sederhana lain misalnya saja :

 
Gambar diatas adalah contoh tentang bagaimana gambar dua buah lingkaran kecil dan garis di dalam lingkaran besar dapat dianggap sebagai gambar "wajah". Baiklah, sekarang saya akan memberikan contoh-contoh Pareidola yang berkaitan dengan agama.

Ikan bertuliskan lafadz "Allah"

Wajah Jesus yang terlihat dari Google Earth.

Pohon yang membentuk wajah Buddha.

Anggaplah terdapat sebuah tabel dengan ukuran 6x8 kotak, dimana anda harus mengisi kotak tersebut dengan kotak berwarna biru dengan semua kemungkinan yang ada, dimulai dari dengan hanya menggunakan satu kotak, dua kotak seterusnya hingga seluruh tabel berisi kotak berwarna biru. Maka kita akan mendapatkan beberapa kemungkinan : 

Kemungkinan jika menggunakan 1 kotak no:1
Kemungkinan jika menggunakan 1 kotak no: 2



Begitu seterusnya hingga kita menggunakan 48 kotak warna biru yang dapat mengisi seluruh kotak, maka ketika sampai pada saatnya menggunakan 27 kotak salah satu probabilitas yang akan muncul diantaranya adalah seperti berikut :     

Atau berikut :

Terlihat mirip sesuatu? Berdasarkan probabilitas, munculnya bentuk seperti itu adalah suatu kepastian. 

Selain dalam hal keagamaan, banyak juga fenomena Pareidolia yang dikait-kaitkan dengan Freemason, Illuminati, Rosicrucian, Zionisme dll. Misalnya saja lambang salah satu provider telepon seluler yang disebut-sebut merujuk pada simbol Zionisme.


Seseorang yang saya tanyai tentang bukti keberadaan Tuhan pernah menjawab bahwa ditemukannya ikan bertuliskan lafadz "Allah" adalah bukti yang kuat. Sayangnya dia tidak berkutik ketika saya menunjukkan gambar-gambar Pareidolia dari agama yang lain. Pada akhirnya saya beranggapan fenomena-fenomena semacam itu sama sekali tidak bisa dijadikan indikator bukti otentik keberadaan Tuhan. Sebenarnya masih teramat sangat super banyak gambar dari fenomena semacam ini yang dipercaya sebagai bukti keberadaan Tuhan. Tapi akan saya persilahkan anda mencarinya sendiri karena masih ada topik bahasan lain yaitu tentang pembuktian-pembuktian palsu yang sudah cukup populer diantara masyarakat. 

Saya rasa sebagian dari anda tentu pernah membaca berita di internet bahwa Nasa telah menemukan bukti bahwa bulan pernah terbelah. Sebuah hoax Islami yang sempat populer di kalangan pengguna internet. Ketika melihat judul artikel tersebut saya pun sempat takjub, namun kekecewaan melanda saya saat melihat gambar yang dicantumkan dalam blog tersebut. :

Kenapa saya kecewa ? Sebab saya tahu dengan pasti garis apakah yang dianggap sebagai bekas terbelahnya bulan dalam foto itu. Sebuah Rille, yaitu "jejak-jejak" berbentuk garis lurus atau berbelok-belok yang terdapat di permukaan bulan yang muncul akibat aktifitas vulkanis yang pernah terjadi di bulan. Lebih spesifiknya lagi, Rille pada gambar bernama Rima Ariadaeus. Sama sekali tidak bisa dijadikan pembuktian bahwa bulan pernah terbelah. Bagaimana dengan agama lain ? Hoax terkenal lainnya adalah "Shroud of Turin". 

Shroud of Turin adalah kain linen yang dipercaya oleh beberapa orang sebagai kain kafan yang digunakan untuk menutupi tubuh Jesus saat dikuburkan. 

 
Gambar diatas adalah gambar dari "Shroud of Turin" yang di-negatif-kan kemudian ditingkatkan kontrasnya. Sayangnya banyak pengujian-pengujian ilmiah yang mengindikasikan kebohongan kabar tersebut, misalnya saja uji karbon untuk mengetahui usia kain kafan menunjukkan bahwa usia kain tersebut baru sekitar 700 tahun, jauh lebih muda dibandingkan masa penyaliban Jesus. Para ahli lain juga berpendapat bahwa proporsi tubuh yang tergambar pada kafan tidak proporsional seperti ukuran kepala yang janggal dan tangan yang terlalu panjang.

 Lalu juga ada sebuah berita tentang seorang bayi berusia 9 bulan, Ali Yakubov dari Russia dengan tulisan ayat suci Al-Quran di sekujur tubuhnya.


Berdasarkan keterangan orang tua Ali, ayat-ayat tersebut muncul dua kali seminggu, tepatnya pada hari Senin dan antara malam Kamis atau Jum’at. Badan Ali mengalami kesakitan saat ayat-ayat tersebut muncul. “Keajaiban” tersebut tak lain adalah penyakit kulit yang dinamakan dermatographic urticaria atau dikenal juga dengan istilah dermographism atau dermatographism.  Penyakit tersebut adalah sebuah kelainan kulit yang diderita sekitar 4-5% manusia saja. Penyebabnya adalah lapisan sel-sel di permukaan kulit yang mengeluarkan histamin  tanpa adanya antigen, karena membran yang lemah di sekeliling lapisan sel-sel tersebut. Histamin yang dihasilkan membuat kulit membengkak di daerah yang berpenyakit. 

Kulit penderita menjadi mudah merah meradang pada saat disentuh atau digores dengan benda tumpul. Akibatnya, seseorang bisa dengan leluasa membentuk tulisan atau gambar pada kulit penderita dermatographism ini. Dalam kasus Ali Yakubov, tentu saja “ayat-ayat” tersebut ditulis oleh orang tua atau orang terdekatnya untuk mencari sensasi semata. Terlepas dari kebohongan itu, hal yang menarik dari fenomena ini adalah, tak semua masyarakat Muslim “sumringah” dengan fenomena Ali Yakubov. 

Kelompok Wahabi yang terkenal ‘keras’, malah mengutuk dan mengancam membakar rumah sang bayi tersebut. Sebagaimana kita tahu, wahabisme adalah paham keislaman yang sangat “sensitif” terhadap apa-apa yang dianggap musyrik atau berpotensi menciptakan kemusyrikan. 

Masih ada contoh lain, yaitu laporan fenomena-fenomena patung atau lukisan Jesus atau Bunda Maria yang menangis dari berbagai negara. 

Salah satu kabar datang dari Gereja Katolik Brisbane, Australia dan sekali lagi ditemukan indikasi rekayasa didalamnya. Fenomena yang dimulai di Komunitas Gereja Katolik Vietnam Inala di barat Brisbane pada 21 Mei, menarik ribuan orang yang mengira mereka melihat sebuah pekerjaan Tuhan. Dr Adrian Farrelly, seorang profesor kimia pensiunan yang merupakan seorang Agnostic yang mengepalai penyelidikan kabar ini mengatakan bahwa minyak beraroma mawar pada patung tersedia di pasaran, dan bahwa substansi berwarna merah pada patung yang menyerupai air mata adalah bukan darah. Bukan itu saja, pada patung tersebut juga ditemukan dua lubang yang dibuat dengan bor yang kemungkinan menjadi "tempat" dimana "cairan darah" disuntikkan. 



End Note : 
Apa jadinya jika indikator kebenaran suatu agama adalah berdasarkan fenomena-fenomena diatas ?  

Jika ada orang yang beriman karena adanya kabar yang dianggap sebagai bukti bahwa bulan pernah terbelah, bagaimana nasib keimanan orang itu jika ia menemukan bahwa kabar itu hanyalah Hoax belaka ?

Bagaimana pandangan penganut agama lain terhadap agama yang umatnya membuat pembuktian-pembuktian palsu semacam itu ?

Karenanya saya memutuskan :
Bukan ! Bukan karena lafadz "Allah" di ikan, atau wajah Buddha di pohon saya bisa mengimani suatu agama. Keimanan pada Tuhan harus lebih dari itu semua. Alasan beriman pada Tuhan haruslah sesuatu yang tidak bisa dipatahkan oleh bukti-bukti lain yang dapat menyangkalnya. Tanda keberadaan Tuhan harus lebih dalam daripada itu semua.

( www.skepdic.com, whatwouldjesussee.com, www.neystadt.org, islamcan.com, edukasi.kompasiana.com, www.interfax-religion.comwww.nasa.govwww.sammy-summer.co.cc, www.themodernreligion.comindonesia.faithfreedom.org, paranormal.about.com, www.smh.com.au, www.religioustolerance.org )

2 komentar:

  1. kasus yang anda angkat pernah saya baca entah dimana, ini hanya tentang propaganda agama yang dilakukan sebagian pihak.

    apakah kamu percaya dengan tuhan ? jangan tanyakan bukti fisik, tapi tanyakan hati nuranimu!
    jangan menguatkan iman seseorang dengan sebuah bukti palsu. dan jangan luntur imanmu hanya karna mengetahui bahwa bukti fisik itu hanyalah kebohongan semata.
    dengan itu berarti kamu bukan percaya tuhan, tapi kamu lebih percaya bukti, jika beranggapan bukti itu palsu, berarti kamu juga akan beranggapan bahwa tuhan itu palsu ?
    tanyakan hatimu . jangan tanya pada rumput yang bergoyang.

    BalasHapus
  2. "jangan menguatkan iman seseorang dengan sebuah bukti palsu. dan jangan luntur imanmu hanya karna mengetahui bahwa bukti fisik itu hanyalah kebohongan semata."

    Anda memaparkan tujuan saya menulis artikel ini dengan sangat baik...

    "jangan tanyakan bukti fisik"

    Bahwa kita harus mengimani Tuhan bukan karena itu semua (seperti yang saya katakan di End Note), dengan begitu ada atau tidaknya bukti fisik tidak akan menggoyahkan keimanan kita...

    BalasHapus